Akhir Pandemi di Depan Mata, Kurniasih Mufidayati: Beberapa Indikator Masih Harus Dikejar

19-09-2022 / KOMISI IX
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati. Foto: Munchen/Man

 

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati meminta pemerintah untuk membuat peta jalan peralihan pandemi menuju endemi. Adanya peta jalan yang jelas ini akan diiringi capaian-capaian yang terukur dan kesiapan Indonesia, jika pada saatnya nanti WHO mengumumkan akhir dari pandemi Covid-19.

 

Kurniasih mengatakan, meski Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut akhir pandemi di depan mata. Parameternya angka kematian pekanan saat ini paling rendah sejak Maret 2020. Mengutip WHO, ia mengingatkan setidaknya ada enam kebijakan singkat untuk mengakhiri pandemi Covid-19. 

 

Adapun keenam kebijakan itu adalah vaksinasi, melakukan testing dan sequencing, memastikan sistem kesehatan untuk pelayanan Covid-19, mempersiapkan lonjakan kasus, melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian, serta menyampaikan informasi terkait Covid-19 kepada masyarakat.

 

"Beberapa kebijakan singkat tersebut bisa dielaborasi menjadi indikator khusus yang diterapkan di Indonesia mengingat situasi dan kondisi di Indonesia juga berbeda dengan negara lain. Sehingga jika pada saatnya status pandemi dicabut oleh WHO, Indonesia bisa menjalani transisi dengan baik," ungkap Kurniasih dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, Senin (19/9/2022).

 

Politisi dari F-PKS ini menambahkan, hingga 18 September 2022, cakupan vaksinasi booster masih 26,68 persen. Kurniasih meminta sampai dinyatakan pandemi berakhir, setidaknya cakupan vaksinasi booster mencapai angka 70 persen. "Jadi statemen WHO bahwa akhir pandemi di depan mata bukan justru mengendorkan banyak sisi tapi beberapa indikator yang penting harus dikejar ketertinggalannya seperti cakupan vaksinasi booster," ujar Kurniasih. 

 

Kurniasih mengungkapkan, jika status pandemi diubah menjadi endemi artinya penyakit Covid-19 tidak hilang. Sehingga tata laksana testing, tracing dan perawatan di rumah sakit tetap harus dijalankan. "Kita optimistis bahwa akan ada titik akhir dari pandemi Covid-19 namun penyakit ini tidak hilang sehingga tata laksana penanganan sampai perawatan harus jadi protokol tetap di fasilitas yankes," tandasnya. (ann/aha) 

BERITA TERKAIT
Program MBG Jangkau 20 Juta Penerima, Pemerintah Harus Serius Jawab Berbagai Keluhan
18-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menanggapi pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR 2025...
Nurhadi Ungkap Banyak Dapur Fiktif di Program MBG, BGN Diminta 'Bersih-Bersih’
14-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi menemukan adanya 'dapur fiktif' dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG),...
Kunjungi RSUP, Komisi IX Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan di NTT
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Kupang - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menyampaikan apresiasi atas pengelolaan RSUP dr. Ben Mboi Kupang...
Komisi IX Tegaskan Pentingnya Penyimpanan Memadai di Dapur MBG
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Gorontalo - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, menilai bahwa tidak semua dapur Makan Bergizi Gratis (MBG)...